Senin, 23 Januari 2017

Contemplation

Captured by Sony A5000 - Belitung Island, Indonesia

Trying to find the meaning of contemplation, Musafir found the explanation is the action of looking thoughtfully at something for a long time. Many say that in a new year (like this 2017), we need to make resolutions to have a better life or achieving some goals coloring this life more beautiful. Although Musafir think that this is good but still not enough. Before any of resolutions, we need to looking thoughtfully of ourselves.

Believe me, it is very difficult to know ourselves from our perspective. It is not as easy as to find what food do we want to eat this afternoon or what color of outfit we would like to wear. The existence of ourselves is blur - not clear. Our consciousness often not sharp enough to go into our heart. Distorted of many things that deafen our ear to hear our own inner voice. We can say that we do not know ourselves at all. We think we are good but the reality is not so. We think we care but actually there is a motivation of selfishness hiding in our heart. If we really honest, there is nothing good in us.

Until we shout beg mercy to our Creator, to renew us. To help us, know Him and to know ourselves from His sight. As long as we have not met with our Creator personally yet, all our efforts even contemplation done is in vain.

Selasa, 15 November 2016

Sara Island - Talaud


Again we got the opportunity to visit Indonesia Timur. If you like the island life, just try to visit one of the island in the east of Indonesia. After 15 minutes took the boat from Melonguane, at last we have arrived at Sara Island - small island between Karakelong and Salibabu Island. Not touristy yet but there are several boat from Melonguane to go here everyday from morning until night. Small boat for five peoples and larger boat for the entourage visitor.

Minggu, 10 April 2016

The Ongoing Journey

Kehidupan terus bergulir. Banyak suka dan duka silih berganti menyapa hari-hari, entah kita harapkan atau tidak. Banyak kesulitan yang hadir menguras emosi dan bahkan membawa kehidupan ke suatu babak baru yang terkadang kita belum tahu akhir ceritanya itu seperti apa. Kita hanya berharap agar diberikan jumlah hari-hari kesukaan seimbang dengan hari-hari kedukaan. Kita hanya berharap agar hari-hari yang kita lewati tidaklah menjadi sia-sia tanpa kita dapat menarik hikmahnya mengapa cerita kehidupan tersebut mengalir di hadapan kita.

Beberapa orang menjelang usia empat puluh bercerita kepada Musafir kalau hari-hari berlalu begitu cepat. Tidak terasa waktu telah berlalu. Hari berganti hari dan bulan berganti bulan seperti tiupan angin. Tidak demikian halnya saat kita masih kecil dan belia; hari-hari berlalu sangat lambat dan kita menunggu kapan kita cepat menjadi besar. Tetapi saat ini kalau dapat, kita ingin menge-rem berjalannya waktu. Kita seolah-olah memiliki suatu kekuatiran kalau waktu kita menjadi habis. Benarkah waktu kita dapat habis? Musafir menjawab dengan pasti: waktu kita pasti habis. Waktu kita di dunia ini sangat terbatas dan matematis sekali. Suatu waktu pasti habis. Ini suatu kepastian .. Bagaikan suatu kereta cepat, bergulir cepat menuju tujuan - kematian.

Bergulir Cepat - KLIA Express taken by Samsung Note3
Kita dikondisikan sejak kecil dalam filosofi menambah dan filosofi mendapat. Umur yang selalu bertambah. Naik kelas saat usia sekolah. Ulang tahun mendapat kado. Saat lulus sekolah mendapat pekerjaan, kemudian mendapat jodoh. Kalau cocok mendapat istri atau suami. Mendapat pekerjaan yang baik. Menambah penghasilan. Mendapat rezeki. Mendapat kesembuhan setelah kita menderita sakit dan banyak contoh-contoh lainnya.

Tetapi benarkah kehidupan hanya didasarkan pada filosofi mendapat dan menambah tsb. Kita seringkali lupa bahwa kehidupan juga mengenal filosofi berkurang dan filosofi melepas. Kita seringkali tidak siap jika usia tidaklah bertambah tetapi justru berkurang.  Kita melepas kepergian teman yang meninggal mendahului kita bahkan orang tua kita yang satu per satu mulai meninggalkan kita ke alam baka. Kekuatan dan kesehatan kita seiring usia juga makin berkurang. Kita pun terkejut ketika mendengar ada sanak keluarga atau kawan yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan.

Hari-hari yang kita lalui tidaklah senantiasa siang. Akan datang sore dan bahkan malam hari. Pemikirannya selama siang hari ini ada, apa yang kita kerjakan?




Rabu, 30 Desember 2015

Go to the East of Indonesia - Masohi

Entah mengapa di tahun 2015 yang akan berlalu sebentar lagi, Musafir seringkali mendengar tentang teman ataupun sesama blogger berkunjung ke Indonesia Timur, dengan keindahan alam, ragam budaya, dan bahkan dengan wisata bawah lautnya. Mungkin saatnya tahun-tahun mendatang menjadi kebangkitan dari pariwisata di bagian timur kepulauan Indonesia itu. Semoga ..

Pucuk dicinta ulam tiba, beberapa saat lalu Musafir mendapat kesempatan mengunjungi salah satu pulau di kepulauan Maluku. Pulau Seram tepatnya dan Musafir berhasil menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di kota kecil yang bernama Masohi.

Senja hari - Pantai Masohi

Rabu, 28 Oktober 2015

Kantor Pos

Kantor Pos - Pasar Baru
Ada satu tempat yang jarang dikunjungi oleh para traveller saat berkunjung ke suatu negara. Biasa kita suka pergi ke museum, pusat perbelanjaan, theme park, ataupun pusat jajanan kuliner. Tetapi siapa yang mengunjungi kantor pos untuk berwisata, ayo unjuk tangan .. Tetapi itulah yang dilakukan oleh Musafir minggu ini. Sebenarnya ada alasan nostalgia juga karena sewaktu kecil, Musafir sering diajak oleh orang tua berkunjung ke sini untuk mengirim surat, ambil paket, kegiatan filateli sampai memiliki Po Box sendiri untuk kepentingan surat menyurat, maklum karena ada beberapa kerabat yang tinggal di luar negeri. Tetapi bagi generasi saat ini filateli, Po-Box, bahkan berkirim surat pun sudah menjadi istilah dan kegiatan yang jarang dilakukan.

Selasa, 20 Oktober 2015

Fatahillah Museum

How horrible the underground prison at Batavia old city. Space which height is only two and a half meters, filled dozens of people.Their legs tied with iron balls. Hans bonke, the dutch historian said that until 1763, the goverment allowed to detain a person for life because only of debt. These eight dungeon - we can see in the Jakarta History Museum - known as Fatahillah Museum.


Jumat, 16 Oktober 2015

Negeri Tetangga

Bagi yang pernah melihat pemandangan ini, tentulah tidak asing lagi dengan Negeri Tetangga.



Baiklah, mari kita mulai bercerita .. Setelah beberapa kali menulis dalam bentuk essay, Musafir merasa sekali-kali perlu untuk menulis dalam bentuk travel report dalam gaya anak muda karena permintaan beberapa pembaca .. ups .. ;)

Diawali tibanya low season - ehm para petualang jalan atau backpacker atau budget traveller biasa menunggu-nunggu waktu ini ..  dan seperti tahun-tahun sebelumnya akan disertai dengan munculnya promo-promo tiket murah dari airline company. Bak gayung bersambut, Musafir pun dengan tidak malu-malu ikut serta dalam kehirukpikukan menyambut promo tersebut. Dengan berjejal dan berkeringat, serta begadang, akhirnya Musafir pun mendapatkan sejumput rumput jelai eh maksudnya tiket murah ..