Sabtu, 04 Agustus 2012

Great Wall


Sejak kecil, Musafir telah banyak mendengar cerita tentang Great Wall ini, tetapi barulah pada bulan Juni 2012 lalu mendapat kesempatan berkunjung ke tembok raksasa ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan, ada beberapa spot yang dibuka untuk turis. Lebih jelasnya, mari kita lihat peta ini:





Dari informasi yang didapat, maka spot yang sering dikunjungi adalah Mutianyu dan Badaling; karena mudah 'didaki'. Tetapi Musafir kali ini berkunjung ke Juyongquan Pass, dimana memiliki cerita historis yang Musafir kutip dari greatwall-of-China.com sbb:

Juyong Guan 居庸關 (Common Dwelling Pass), 10 km before Badaling,  is the sector I like best because of its historical significance.  Juyong Pass guards a 100 meter wide 20 km long and deep gully 60 km northwest of Beijing on the same railway line just before Badaling. It was first mentioned in a second century BC philosophical book called HuaiNanzi 淮南子as one of the great nine passes in the competing kingdoms of China. Juyong Pass was also said to have been used in the Qin Dynasty when the First Emperor, Qin Shihuangdi started the Great Wall.

The surrounding the valley area was considered one of the Eight Sceneries of Yanjing (ancient name for Beijing) during the Jin Dynasty (AD 1115-1234). In autumn the valley is colored red by the maple leaves. Juyong Pass has a architecturally unique marbled Cloud Terrace 雲塔 (Yuntai) complex built in 1345, with a semi-hexagonal arched gateway through it.

Juyongquan ini mudah dikenali dari bentuk pintu gerbangnya, seperti ini:


Tak lupa beli karcis dahulu sebelum masuk yah ...



Musafir mulai pendakian pada siang hari sekitar pukul 10, ternyata ramai sekali ... Juga terik sekali sehingga banyak turis yang berpayung. Dikatakan bahwa perjalanan pendakian ini akan menempuh jarak 1 km naik mendaki terkadang harus merambat naik menggunakan tangan karena terjalnya .. Ups ... sekali lagi ups .. bukan pendakian yang mudah ! Coba tebak, apa yang terjadi dengan Musafir? Ternyata hanya sanggup mendaki 200 meter saja dengan keringat bercucuran dan napas tersengal sengal.  :(

Begini suasana pendakian di trek yang paling ringan ...



Setelah tiba di atas tembok besar tersebut, pemandangannya sungguh memukau dan membuat Musafir membidik kamera ke kanan, ke kiri, atas, bawah ...








Jika seperti ini, Musafir berharap ada perjalanan kedua, ketiga, keempat .... karena konon kabarnya tiap spot menghadirkan sensasi yang berbeda, dari touristy entry level sampai liar tak terawat levelnya rock climbing .... ;)

Ada yang mau menemani Musafir mendaki berikutnya ?












Tidak ada komentar:

Posting Komentar