Shadow Photography

Shadow Photography - Kuta Beach

Salah satu aliran seni dalam dunia fotografi adalah Shadow Photography. Gambar diri yang sedang memotret di atas tersebut diambil sekitar dua jam setelah matahari terbit di Pantai Kuta. Setelah menyeberangi Jalan Raya Pantai Kuta dan memasuki gapura mulut pantai, Musafir kemudian mencari posisi yang pas mencoba efek bayangan untuk dipotret. Belum terlalu mantap, maklum amatir ..  :)



Shadow atau bayang-bayang menjadi sesuatu yang unik karena merupakan pantulan dari suatu objek pada saat disinari oleh sumber cahaya. Bayangan yang dihasilkan oleh cahaya matahari itu berubah-ubah sesuai intensitas, sudut penyinaran, dan posisi si objek. Tidak ada bayangan yang dihasilkan oleh cahaya matahari itu bertahan lama dalam bentuk yang sama. Efek fotografi yang menggunakan bayangan menghasilkan banyak karya seni yang menarik

Benar saja, saat Musafir berdiri di sana membuat beberapa gambar, tidak lama kemudian bentuk bayangan berubah, bentuknya tidak lagi memanjang tapi memendek, menandakan matahari telah bergulir menuju atas kepala kami. Sifat kesementaraan dari bayang-bayang itu, yang kemudian Musafir renungkan.

Renungan yang Musafir lakukan ini sebenarnya telah dilakukan beribu tahun lalu oleh seorang raja terkenal. Raja Sulaiman menuliskan renungannya sebagai berikut:

"Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan?  Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?"

Hidup manusia begitu sementara sehingga digambarkan seperti bayangan. Bukan hanya sementara saja tetapi juga sia-sia. Kesementaraan hidup ini banyak kali tidak disadari oleh manusia. Mereka mengira waktu kehidupan akan bergulir selamanya, padahal tidaklah demikian. Semua sudah ditakar. Tidak ada yang dapat melewati takaran tersebut. Celakanya, takaran waktu hidup manusia itu sedikit. Bukan hanya sedikit tetapi juga hanya satu kali. Yang satu kali ini pun masih diisi dengan sakit penyakit, kesedihan, kekecewaan, dan kekuatiran.

Supaya bijaksana, bagaimana jika dalam hati, kita ciptakan suatu lonceng. Seiring bertambahnya usia, lonceng tersebut akan berdentang makin keras, mengingatkan akan kefanaan hidup. Mengingatkan hidup itu bagaikan bayangan saja. Yang sebentar adanya. Lonceng itu adalah lonceng kematian, yang akan berhenti berdentang saat kematian menjelang.