Jumat, 25 Januari 2013

Suvarnabhumi

Beberapa saat yang lalu, Musafir berkesempatan mengunjungi Bangkok, ibukota negara Thailand. Suatu perjalanan yang menarik dan cerita akan dimulai dari Suvarnabhumi (dibaca Suwannaphum), bandara internasional kota Bangkok, menggantikan Don Muang yang saat ini lebih banyak dipakai untuk penerbangan domestik. Terletak di Kabupaten Racha Thewa di Phli Bang, Provinsi Samut Prakan , sekitar 25 kilometer (16 mil) sebelah timur pusat kota Bangkok. Arti dari Suvarnabhumi sendiri adalah Golden Land, suatu nama yang diberikan oleh Raja Bhumibol Adulyadej, resmi dibuka pada September 2006. Bandara ini ini menurut survey tahun 2011, merupakan bandara tersibuk keenam di Asia, menangani 96 perusahaan penerbangan dan lebih kurang 47,9 juta penumpang per tahun.

Suvarnabhumi Airport
Dirancang oleh Helmut Jahn dari Murphy Jahn Architects, bandara ini kabarnya memiliki menara kontrol tertinggi di dunia (132,2 meter), dan merupakan bandara ketiga terbesar di dunia (secara gedung bangunan). Airport ini sangat modern dan ketika dijalani baru dirasakan memang besar sekali, sehingga berkali-kali Musafir diwanti-wanti oleh tour guide agar mempersiapkan diri paling sedikit tiga jam dimuka sebelum keberangkatan pesawat. Sebagai pecinta fotografi, Musafir mengagumi arsitektur dari susunan baja kerangka airport, seperti yang terlihat dari gambar ini.

Suvarnabhumi Airport
Menariknya, menurut media sosial Instagram, bandara ini merupakan tempat pengambilan gambar yang paling populer pada tahun 2012. Ehm ..

Tampak kedua foto di atas bernuansa abu-abu dan rigid, mungkin bagi sebagian pembaca akan mengambil kesimpulan, apa menariknya palang-palang baja kelabu .. Eits, tunggu dulu, ternyata airport ini juga menyajikan hal-hal menarik lainnya. Perpaduan antara kekakuan dengan kemanisan. Abu-abu dengan warna-warni, seperti di bawah ini:


Di samping menawarkan arsitektur yang megah, di sini juga menyajikan berbagai barang warna-warni yang menarik hati untuk mengosongkan dompet.. Perpaduan antara bandara dan shopping mall. Dari gula-gula sampai pouch. Baik branded maupun lokal. Tak ketinggalan sajian kudapan ringan yang menjadi favorite pengunjung airport tersebut - Mangga Ketan, yang uniknya dipotong dan diiris langsung di tengah lalu lalang para pelancong menuju boarding room. Sayang Musafir tak sempat mengambil gambar akan hal ini.

Arsitektur sudah, permen, eh maksudnya dunia belanja sudah diceritakan; masih ada lagi hal lain di sini, yaitu aspek tradisionalitas. Suvarnabhumi juga menghadirkan suatu display berukuran besar yang dapat dijumpai di dalam perjalanan setelah melewati gerbang imigrasi menuju boarding room; menggambarkan 'Scene of the Churning of the Ocean Milk'. Suatu kisah mitologi dari agama hindu yang terkenal - Samudra Manthan ini juga bisa dibaca dalam kitab Mahabharata, berisikan cerita mengenai bagaimana mendapatkan amrita - suatu nektar kehidupan abadi, antara Vasuki, Vishnu, Devas, dan Asura. Mitologi yang sama juga terekam di panel sebelah timur Angkor Wat - Kamboja.

Bagi Musafir, Suvarnabhumi berusaha menghadirkan suatu modernitas bandara yang dirangkai dengan unsur tradisional, yang merupakan akar dari masyarakat Thai, dengan tidak melupakan gemerlap kehidupan praktis populer dengan pernak pernik belanjanya yang menarik hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar