Setelah menikmati sunset, Musafir beralih melihat kolam renang yang berbentuk infinity pool; ceritanya mau berenang di sore hari, eh malah terlalu gelap di sana. Ya sudah, akhirnya foto-foto saja sambil menikmati semilir angin di tepi kolam tsb.
Jika banyak travelling dan menginap di hotel-hotel, pasti sering melihat bentuk kolam seperti ini - infinity pool, suatu bentuk kolam yang seolah-olah tidak bertepi. Musafir merasa bahwa bentuk design kolam seperti ini tidak ada pada zaman dahulu, tetapi baru pada dua dekade terakhir ini saja. Walau terasa demikian tetapi sesungguhnya design kolam infinity ini memiliki sejarah panjang, berasal dari Perancis, di mana salah satu yang pertama menggunakannya adalah "Fountain Stag" di Istana Versailles pada awal 1600, yang kurang lebih seperti ini:
Nama bentuk kolam seperti ini ada banyak, infinity edge pool atau negative edge, zero edge, disappearing edge, juga disebut vanishing edge pool. Didefinisikan menjadi "is a swimming or reflecting pool that produces a visual effect of water extending to the horizon, vanishing, or extending to infinity".
Di samping bentuk kolam tersebut, istilah infinity itu sendiri menarik perhatian Musafir; dibahasakan dalam kamus menjadi sebuah konsep abstrak menggambarkan sesuatu tanpa batas yang relevan dalam sejumlah bidang, terutama matematika dan fisika. Akar kata infinity berasal dari infinitas (bahasa latin), yang dapat diterjemahkan sebagai unboundedness, atau calqued dari apeiros kata Yunani, yang berarti "tak berujung".
He ..he .. apa sudah pada pusing membacanya?
Jika mau ditarik sederhana, bagi Musafir, setiap kita memiliki aspek infiniti tersebut, yaitu kehidupan yang bisa dikatakan tak berujung. Banyak yang menyangka kalau kematianlah ujung atau akhir dari kehidupan. Padahal tidak! Setelah kehidupan ini, ada bentuk kehidupan lain yang berwujud roh. Roh manusia bersifat kekal - tidak berujung, dimana ada awalnya yaitu pada saat kita lahir tetapi tidak berujung akhir. Ehm .. Musafir tidak mempercayai reinkarnasi tetapi sebaliknya kehidupan berbentuk garis lurus yang tidak berakhir, tetapi akan terus berjalan, entah menyenangkan hati Sang Pencipta ataukan justru mendukakan hati Dia .. Entah apakah kehidupan yang sudah mengalami penebusan Sang Kristus atau justru terus berlarut dalam kehampaan belaka ..
(suatu renungan - September 2013)
Jika banyak travelling dan menginap di hotel-hotel, pasti sering melihat bentuk kolam seperti ini - infinity pool, suatu bentuk kolam yang seolah-olah tidak bertepi. Musafir merasa bahwa bentuk design kolam seperti ini tidak ada pada zaman dahulu, tetapi baru pada dua dekade terakhir ini saja. Walau terasa demikian tetapi sesungguhnya design kolam infinity ini memiliki sejarah panjang, berasal dari Perancis, di mana salah satu yang pertama menggunakannya adalah "Fountain Stag" di Istana Versailles pada awal 1600, yang kurang lebih seperti ini:
Nama bentuk kolam seperti ini ada banyak, infinity edge pool atau negative edge, zero edge, disappearing edge, juga disebut vanishing edge pool. Didefinisikan menjadi "is a swimming or reflecting pool that produces a visual effect of water extending to the horizon, vanishing, or extending to infinity".
Di samping bentuk kolam tersebut, istilah infinity itu sendiri menarik perhatian Musafir; dibahasakan dalam kamus menjadi sebuah konsep abstrak menggambarkan sesuatu tanpa batas yang relevan dalam sejumlah bidang, terutama matematika dan fisika. Akar kata infinity berasal dari infinitas (bahasa latin), yang dapat diterjemahkan sebagai unboundedness, atau calqued dari apeiros kata Yunani, yang berarti "tak berujung".
He ..he .. apa sudah pada pusing membacanya?
Jika mau ditarik sederhana, bagi Musafir, setiap kita memiliki aspek infiniti tersebut, yaitu kehidupan yang bisa dikatakan tak berujung. Banyak yang menyangka kalau kematianlah ujung atau akhir dari kehidupan. Padahal tidak! Setelah kehidupan ini, ada bentuk kehidupan lain yang berwujud roh. Roh manusia bersifat kekal - tidak berujung, dimana ada awalnya yaitu pada saat kita lahir tetapi tidak berujung akhir. Ehm .. Musafir tidak mempercayai reinkarnasi tetapi sebaliknya kehidupan berbentuk garis lurus yang tidak berakhir, tetapi akan terus berjalan, entah menyenangkan hati Sang Pencipta ataukan justru mendukakan hati Dia .. Entah apakah kehidupan yang sudah mengalami penebusan Sang Kristus atau justru terus berlarut dalam kehampaan belaka ..
(suatu renungan - September 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar